BAHAYA SINYAL Wifi
Menurut temuan Panorama, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan
Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu
murid, lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari
menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran Panorama
menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali
lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel.
Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang
lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan.
Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak
daripada orang dewasa.
Di perkotaan Inggris, hotspot Wi-Fi muncul Bak
jamur. Menurut Panorama, dalam 18 bulan terakhir ada 2 juta pengguna
Wi-Fi baru. Wi-Fi digunakan pada 70 persen sekolah secondary dan 50
persen sekolah primer.
Berbeda dengan Panorama, pengukuran tingkat radiasi di sekolah Norwich
itu jauh di bawah ambang batas keamanan yang dibuat pemerintah. Bahkan
masih 600 kali di bawah ambang batas. Tapi sebagian ilmuwan menduga Basis
ambang batas itu tidak benar. Para saintis juga prihatin dengan tidak
adanya penelitian tentang dampak radiasi jaringan nirkabel (Wi-Fi).
Padahal untuk riset serupa pada ponsel dan menara radio ada ribuan.
Efek radiasi bagi kesehatan, menurut Profesor Olle Johansson dari
Karolinska Institute in Swedia, yang diwawancarai Panorama, "Jika
melihat literatur, Anda bisa temukan sejumlah efek radiasi, seperti
kerusakan kromosom, berdampak pada kapasitas konsentrasi dan menurunnya
memori jangka pendek, serta meningkatnya kejadian berbagai tipe kanker."
Ilmuwan lain, Dr Gerd Oberfeld dari Salzburg, mengatakan saatnya Wi-Fi
dicabut dari sekolah-sekolah. Alasannya, "Jika Anda melihat data, akan
tampak gambaran yang jelas--ini seperti puzzle dan semua cocok, dari
pecahnya DNA pada tingkat penelitian binatang hingga kejadian
epidemiologis, misalnya peningkatan gejala dan tingkat penyakit kanker."
Namun, investigasi Panorama langsung ditanggapi kalangan ilmuwan,
teknisi, dan pengguna Wi-Fi. Menurut saintis, investigasi dari program
dokumentasi BBC itu tak berdasar konsep ilmiah dan cerita yang
menakut-nakuti.
Paddy Regan, fisikawan dari University of Surrey, misalnya, mengkritik
metode pengukuran Panorama yang tak fair. Menurut juru bicara Panorama
kepada Guardian, perbandingan pengukuran dilakukan dari jarak 1 meter
untuk komputer jinjing dan wireless router Wi-Fi serta 100 meter dari
menara ponsel. Menurut Regan, tak mengherankan kalau hasilnya tiga kali
lipat lebih tinggi.
"Aturan fundamental dalam pengukuran ilmiah adalah Anda harus mencoba
membandingkan sesuatu berdasarkan hukum akar terbalik. Untuk membuat
perbandingan yang adil antara dua sumber radiasi, pengukuran harus
dilakukan dari jarak yang sama." Tapi juru bicara Panorama
mempertahankan kesahihan metodologi penelitiannya. Menurut dia, "Titik
yang memiliki intensitas tertinggi dari menara ponsel adalah ketika ia
menyentuh tanah."
Sejauh ini para ilmuwan percaya bahwa Wi-Fi lebih aman ketimbang radiasi
ponsel karena peralatan Wi-Fi mengirimkan sinyal pada jarak yang lebih
pendek sehingga dapat beroperasi pada kekuatan rendah. Menurut Health
Protection Agency, seseorang yang duduk di dalam area hotspot selama
setahun terus-menerus menerima dosis radiasi yang sama dengan orang yang
menggunakan ponsel selama 20 menit.
good article :) sgala sesuatunya memang punya efek +-. tgl cara kita untuk menggunakan sesuai porsinya. aku trmasuk yg stuju dg wifi. hehee. keep writing bro!!
BalasHapus